Selasa, 06 Juli 2010

Mendampingi istri saat melahirkan

Sungguh pengalaman pertama bagi saya karena ini anak pertama kami dan pada saat itu saya berada di samping istri tercinta yang sedang melahirkan.Entah mengapa banyak para suami yang pada saat istrinya melahirkan mereka tidak mendampinginya padahal pada saat itu sang istri perlu dukungan moral dari suaminya supaya bisa kuat dalam proses persalinan tersebut.

Baiklah saya akan sedikit berbagi cerita ketika saya berada disamping istri saya ketika proses persalinan.
Hari itu Jum'at tanggal 2 Juli 2010 Pagi itu seperti biasanya kami akan bersiap-siap untuk pergi kekantor dan malam itu tidak biasanya istri  ingin menginap dirumah orang tuanya.Ketika bangun istri saya sedang mandi dan tiba-tiba terasa sakit diperutnya kontan saja membuat ibu mertua jadi khawatir dan benar saja tanpa disadari keluar darah dari rahim istri, sungguh terkejut dan ibu langsung memberitahukan pada kami bahwa ini sudah masuk persalinan.Kami langsung mengemas barang-barang yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dan kami bertiga berangkat menuju bidan terdekat.Setelah sampai di rumah bidan dan diperikasa ternyata itu sudah pembukaan sembilan katanya, sambil menanti dan mendampingi dengan jantung yang berdebar-debar saya berusaha untuk menenangkan diri supaya tidak terlalu panik dan sambil memberitahukan pada keluarga saya yang lain.
Kami tiba di bidan jam 7'30  kemudian di mulailah proses persalinan tersebut. sangat mengerikan melihat istri saya yang menjerit-jerit menahan sakitnya proses tersebut dan dibantu dengan pendamping bidan dan dua orang tua kami akhirnya bayi bisa dikeluarkan dengan selamat, saya bisa bernafas dengan lega.Tetapi ketika bidan berusaha untuk mengeluarkan ari-ari yang masih tertinggal didalam rahim keteganganpun kembali datang dan hampir memakan waktu yang cukup lama ternyata ari-ari sangat sulit untuk dikeluarkan, disitulah saya sangat pasrah dan pada saat itu bidan sudah mulai kelelahan dan kewalahan, sambil berterika-teriak kesakitan saya berusaha untuk menenangkan istri saya sambil memegang tangannya dan teru mengucapkan doa supaya di beri keselamatan pada istri saya.Denga gigihnya bidan mengeluarkan ari-ari dan alhamdulillah ahirnya bisa dikeluarkan dengan susah payah.Sayapun bisa bernafas dengan lega, tetapi bidan merujuk untuk di USG ke rumah sakit supaya bisa melihat apakah masih ada yang tersisa di rahim.Istri saya menit demi menit kian pulih dan kami langsung menuju rumah sakit yang telah dirujuk oleh bidan tersebut.
Sesampainya di rumah sakit ternyata rahim istri saya bersih dan hanya dijahit saja karena sedikit robek saat proses persalinan, mengapa robek karena saat bayi keluar posisi pantat aga keangkat seharusnya jangan diangkat, mungkin karena tidak disadari oleh istri saya.
Alhamdulillah hanya satu hari satu malam menginap di rumah sakit dan kami sudah diperbolehkan untuk pulang dan bertemu dengan sang buah hati tercinta.
Nah itulah secuil pengalaman terbaik yang pernah saya alami dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semua terutama calon bapa supaya bisa mendampingi istrinya karena kita tidak tahu selanjutnya akan seperti apa.
Ada hal yang sedikit aneh terjadi pada saat itu, sebenarnya saya mempunyai Phobia terhadap darah, jangankan melihat, ada yang bercerita tentang darah saya langsung lemas, tetapi pada saat itu saya sangat tegar malah saya dengan santai meng Adzani anak saya yang masih menenmpel ususnya dan darah dimana-mana.Itulah kekuasaan Tuhan dimana kita berdoa maka akan dikabulkan asalkan dengan keyakinan yang kuat.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungannya