Kamis, 04 Maret 2010

Usai Pidato SBY, Sri Mulyani Ogah Komentar

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani enggan memberikan pernyataan resmi usai Pidato Presiden SBY dalam menanggapi keputusan Sidang Paripurna Hak Angket Bank Century semalam.

"Enggak dulu," ujarnya singkat sambil masuk ke dalam lift, ketika ditemui wartawan saat dirinya baru tiba di lantai basement kantor Kementerian Keuangan, Jalan Dr Wahidin, Jakarta, Jumat (5/3/2010).

Menkeu yang ditemui pagi ini mengenakan baju terusan (dress) batik putih bermotif bunga, nampak enggan melayani pertanyaan wartawan dan hanya tersenyum dingin.

Sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa Menkeu akan memberikan pernyataan resmi seusai pernyataan resmi Presiden semalam. Namun, kabar tersebut masih belum dipastikan. Staf Humas Kementerian Keuangan sendiri belum dapat memastikan kegiatan Menkeu hari ini.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono dikabarkan akan memberikan pernyataan resmi di kantornya usai Solat Jumat siang ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menkeu sudah memberikan keterangan pendahuluan di lobby Gedung Nusantara II DPR usai Sidang Paripurna RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN 2008 kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya menyampaikan dua poin penting dalam menanggapi hasil Sidang Paripurna kemarin, yaitu dirinya akan kembali mempelajari kembali terkait keputusan akhir DPR dan pada akhirnya menunggu sikap resmi dari pemerintah yang akan disampaikan langsung.

Serta dirinya menilai bahwa proses pengambilan kebijakan dalam proses bailout Bank Century didasari oleh kebenaran yang esensial dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik.

"Tindakan-tindakan itu diambil dan kebenaran yang diutamakan adalah kebenaran esensial berdasarlan kewenangan yang saya miliki. Tentu berbeda dengan kebenaran berdasarkan pilihan politik maupun karena adanya kekuasaan," ujarnya kemarin.

Bahkan dirinya menyatakan, dengan prinsip kebenaran atas pengambilan keputusan kebijakan yang dilakukannya maka dirinya melihat bahwa hal tersebut dapat dibuktikan oleh sejarah pada akhirnya. "Namun pada saatnya sejarah nanti juga akan menilai mengenai posisi pada kebijakan itu,

1 komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya